Evaluasi Goal Attainment di Kemukakan Oleh Evaluasi Responsive dik Kemukankan Oleh Model judgment Stake menawarkan tiga fase dalam evaluasi yaitu: 1 Anecedents (pendahuluan ) 2 Tahap transaksi 3 Outcomes Langkah-langkah Mengevaluasi 1. Menentukan tujuan seluas-luasnya atau sasaran-sasaran 2. Mengklasifikasikan tujuan-tujuan dan sasaran- sasaran. Menegaskan sasaran dalam bentuk perilaku 4. Menemukan situasi dalam pencapaian tujuan 5.
Mengumpulkan hasil data 6. Membandingkan hasil data dengan perilaku berdasarkan tujuan. Menurut Tyler pengertian evaluasi perlu ditekankan pada pemerolehan gambaran mengenai efektivitas system pendidikan yang mempengaruhi pencapaiaan tujuan pendidikan atau pembelajaran Evaluasi responsive adalah sebuah pendekatan untuk evaluas pendidikan dan program lainya. Di bandingkan dengan pendekata lainya, evaluasi responsive lebih berorientasi kepada aktivitas, keunikan dan keragaman social dari suatu program. Keistimewaan dari pendekatan ini adalah kemampuan reaksi EVALUASI GOAL ATTAINMENT DAN EVALUASI RESPONSIF Ralp Winfred Tyler Robert E. Stake TERIMA KASIH.
EVALUASI PEMBELAJARAN DIKLAT PERTANIAN KEMENTAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PUSLATAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 60/Permentan/OT.140/6/2013 tanggal 6 Mei 2013 Tentang: PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DIKLAT PERTANIAN Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Tahun 2013. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49 Tahun 2011 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Aparatur dan Non Aparatur dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Aparatur dan Non Aparatur ditegaskan bahwa untuk memantapkan pelaksanaan sistem diklat serta untuk memperoleh hasil guna dan daya guna diklat pertanian aparatur dan non aparatur perlu dilakukan evaluasi pembelajaran bagi peserta diklat. Evaluasi pembelajaran diklat pertanian ini, untuk mengetahui: pengukuran tingkat kemampuan peserta sebagai dasar untuk mengawali proses pembelajaran (evaluasi awal/pre evaluation), pengukuran perkembangan tingkat kemajuan belajar selama proses belajar (evaluasi tengahan/middle evaluation), dan pengukuran tingkat kemajuan belajar pada akhir proses diklat (evaluasi akhir/post evaluation). MAKSUD DAN TUJUAN 1. Tujuan Maksud disusunnya Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Diklat Pertanian adalah sebagai acuan bagi Penyelenggara Diklat pada UPT Diklat Pertanian dalam menyusun materi dan melaksanakan evaluasi pembelajaran diklat sesuai kaidah penyelenggaraan diklat.
Contoh Format Evaluasi Program Bk
Tujuan Tujuan disusunnya petunjuk pelaksanaan evaluasi pembelajaran diklat adalah untuk: a. Meningkatkan kompetensi Widyaiswara/Fasilitator dalam menyusun materi, mengolah dan menganalisis hasil evaluasi pembelajaran diklat; b. Meningkatkan kompetensi tenaga kediklatan lainnya dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran diklat; c. Mengukur penguasaan materi diklat mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta diklat. RUANG LINGKUP Terwujudnya persamaan persepsi bagi widyaiswara/fasilitator dan tenaga kediklatan lainnya dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran diklat pertanian; 2. Terlaksananya evaluasi pembelajaran diklat pertanian yang berkualitas di UPT Diklat Pertanian; 3.
Tersedianya informasi hasil kemajuan belajar peserta diklat sebagai bahan penyempurnaan proses pembelajaran diklat pertanian bagi widyaiswara/ fasilitator dan tenaga kediklatan lainnya. RUANG LINGKUP 1. Jenis dan Prinsip Evaluasi Pembelajaran 2.
Perencanaan Evaluasi Pembelajaran 3. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran 4. Mekanisme Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran BAB II JENIS DAN PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN A. Jenis Evaluasi Pembelajaran Evaluasi pembelajaran diklat, terdiri dari 3 (tiga) jenis evaluasi yaitu: 1. Evaluasi pembelajaran awal (pre evaluation) dilaksanakan pada awal pembelajaran diklat, bertujuan untuk mengukur kompetensi peserta diklat; 2. Evaluasi antara (middle evaluation) dilakukan pada saat proses pembelajaran diklat berlangsung, untuk mengetahui perkembangan kemajuan berlatih yang dicapai peserta diklat. Diklat yang telah terakreditasi; b.
Diklat yang memiliki durasi waktu minimum 112 Jam Pembelajaran (JP); c. Hasil evaluasi antara digunakan untuk menentukan strategi pembelajaran selanjutnya; d. Bentuk evaluasi antara, mempertimbangkan ketersediaan lama Jam Pembelajaran (JP) mata diklat. Evaluasi pembelajaran akhir (post evaluation) dilaksanakan pada akhir pembelajaran diklat, bertujuan untuk mengukur tingkat pencapaian indikator hasil belajar. Prinsip Evaluasi Pembelajaran Untuk mengukur kemajuan dan perkembangan hasil belajar mulai dari evaluasi pembelajaran awal, evaluasi antara dan evaluasi pembelajaran akhir dengan memperhatikan prinsip sebagai berikut: 1. Sahih/valid, 3.
Andal/realiable 4. Berkelanjutan/sustainable, 5. Komprehensif, 6. Konsisten, BAB III. PERENCANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN Tahapan Penyusunan Instrumen 1.
Merumuskan cakupan evaluasi a. Evaluasi Pembelajaran b.
Cakupan evaluasi 2. Menguraikan materi evaluasi dan batasan perilaku/ kompetensi a. Uraian materi evaluasi 1) materi evaluasi bersifat komprehensif 2) materi evaluasi relevan b. Batasan Perilaku 1) Batasan 2) Kompetensi dasar dan indikator keberhasilan 3. Menyusun Kisi-kisi Evaluasi Kisi-kisi berisikan ruang lingkup materi dan aspek kompetensi yang akan dievaluasi dan dituangkan dalam matriks sebagai rambu-rambu dalam menuliskan butir pertanyaan/ pernyataan. Kisi-kisi dibuat dalam dua bentuk.
1) Kisi-kisi untuk menentukan proporsi materi dan kompetensi yang dievaluasi 2) Kisi-kisi untuk menentukan bentuk soal yang sesuai dengan muatan materi dan kompetensi Langkah penyusunan kisi-kisi untuk menentukan proporsi materi dan kompetensi sebagai berikut; Mengidentifikasi materi yang akan dievaluasi dengan memberikan bobot setiap materi pokok dan jumlahnya secara proposional; 2) Identifikasi tingkatan ranah kognitif, psikomotorik dan afektif, didasarkan kepada indikator keberhasilan; Membuat tabel spesifikasi evaluasi. Analisis Mutu Instrumen Analisis mutu instrumen dapat dilakukan dalam dua (2) cara yaitu metode analisis kualitatif dan metode analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif diutamakan untuk program diklat yang telah terakreditasi dan atau diklat yang memiliki durasi waktu paling kurang 112 JP. Metode Analisis Kualitatif Instrumen Evaluasi Kognitif a. Secara kualitatif, butir pertanyaan/pernyataan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Aspek substansi, 2) Aspek konstruksi 3) Aspek bahasa, b. Setiap butir pertanyaan/pernyataan dapat dicermati dengan menggunakan lembar analisis c.
Kesesuaian setiap butir dicermati dengan cara expert judgment 2. Metode Analisis Kuantitatif Instrumen Evaluasi Kognitif a. Analisis Validitas Butir Pertanyaan/Pernyataan b. Analisis Reliabilitas c. Analisis Tingkat Kesukaran d.
Analisis instrument evaluasi Psikomotorik dan Afektif b. Evaluasi awal dan evaluasi akhir pembelajaran diklat dianalisis secara kualitatif c. Analisis instrument evaluasi dilakukan dengan cara berdiskusi diantara widyaiswara 1) Analisis Validitas Angket 2) Analisis Realibilitas Angket 4. Metode Analisis Kuantitatif Instrumen Evaluasi Psikomotorik dan Evaluasi Afektif a. Evaluasi Psikomotorik Analisis mutu instrument evaluasi psikomotorik cukup menggunakan metoda analisis kualitatif. Evaluasi Afektif 1) Analisis Validitas Angket 2) Analisis Realibilitas Angket BAB IV. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN A.
Persiapan evaluasi pembelajaran Tahapan kegiatan persiapan evaluasi pembelajaran terdiri dari: 1. Penyusunan instrumen evaluasi pembelajaran; 2. Validasi instrument evaluasi pembelajaran; 3. Penetapan dan penyiapan sarana prasarana evaluasi pembelajaran sesuai dengan materi evaluasi; 4. Penetapan petugas pelaksanaan evaluasi pembelajaran; Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Tahapan kegiatan pelaksanaan evaluasi pembelajaran terdiri dari: 1.
Pelaksanaan evaluasi awal meliputi materi kelompok inti, dapat dilaksanakan pada saat peserta mendaftar dan atau menjelang proses pembelajaran diklat; 2. Pelaksanaan evaluasi antara pada saat proses pembelajaran berlangsung; 3. Pelaksanan evaluasi akhir meliputi materi kelompok inti pada saat menjelang akhir diklat; 4. Pengolahan hasil evaluasi pembelajaran; 5. Analisis hasil evaluasi pembelajaran; Lanjutan BAB IV.
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN 6. Rancangan hasil entry nilai pretest dan postest ke dalam program e-SIPP sebagai berikut: a. Hasil pretest dan postest oleh peserta diklat dimasukkan sesuai angka murni hasil peserta diklat; b. Presentasi Kemajuan hasil berlatih merupakan selisih nilai postest dikurangi nilai pretest dibagi nilai pretest dikalikan 100% c. Parameter nilai kemajuan hasil berlatih peserta diklat, sebagai berikut: 50% = Sangat baik 41- 50% = Baik 31- 40% = Cukup baik.
Sikap, Peran, dan Tugas Konseli Sikap, Peran, dan Tugas Konselor TUJUAN KONSELING SFBT pendekatan SFBT juga disebut sebagai Terapi Konstruktivis (Constructivist Therapy), Terapi Berfokus Solusi (Solution Focused Therapy), Konseling Singkat Berfokus Solusi (Solution Focused Brief Counseling) OLEH: IKE KURNIA ANI K ADI DEWANTORO dari semua sebutan untuk SFBT sejatinya semuanya merupakan pendekatan yang didasari oleh filosofi postmodern sebagai landasan konseptual pendekatan-pendekatan tersebut. SEJARAH PERKEMBANGAN 1. Manusia pada dasarnya sehat, memiliki kekuatan atau kelebihan Banyak tokoh yang memberikan konstribusi terhadap perkembangan SFBT sejak tahun 1970an seperti Steve de Shazer, Bill O'Hanlon, Michele Weiner-Davis, dan Insoo Kim Berg. SFBT dapat diaplikasikan ke berbagai jenis masalah, baik dalam konteks sekolah, praktek pribadi, serta berbagai jenis klien mulai dari anak-anak, remaja, pasangan, keluarga hingga kasus individual orang dewasa HAKIKAT MANUSIA 2. Manusia memiliki kemampuan (kompetensi) 3. Manusia memiliki keberdayaan (kapasitas) untuk membangun (mengkontruksi) solusi 4. Manusia tidak terpaku pada masalah tetapi berfokus pada solusi 5.
Perubahan terjadi sepanjang waktu 6. Manusia tidak bisa mengubah masa lalunya. PERKEMBANGAN PERILAKU STRUKTUR KEPRIBADIAN SFBC tidak menggunakan teori kepribadian dan psikopatologi yang ada saat ini.
Konselor tidak bisa memahami secara pasti tentang penyebab masalah individu. Konselor perlu tahu apa yang membuat orang memasuki masa depan yang lebih baik dan sehat, yaitu tujuan yang lebih baik dan sehat. Individu tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi bisa mengubah tujuannya.
Contoh Format Evaluasi Diri Sekolah
Tujuan yang lebih baik dapat mengatasi masalah dan mengantarkan masa depan yang lebih produktif. Konselor perlu mengetahui karakteristik tujuan konseling yang baik dan produktif, proses positif, saat ini, praktis, spesifik, kendali konseli dan bahasa konseli Sebagai ganti teori kepribadian dan psikopatologi, masalah dan masa lalu, SFBC berfokus pada saat ini yang dipandu oleh tujuan positif yang spesifik yang dibangun berdasarkan bahasa konseli dan dibawah kendalinya. PRIBADI SEHAT DAN BERMASALAH a. Manusia pada dasarnya kompeten, memiliki kapasitas untuk membangun, merancang/ merekonstruksikan solusi-solusi sehingga mampu menyelesaikan masalahnya. Tidak berkutat pada masalah, tetapi fokus pada solusi dan bertindak mewujudkan solusi yang diinginkan a. Mengkonstruk kelemahan diri. Dengan cara mengkonstruk cerita yang diberi label “masalah” dan meyakini bahwa ketidakbahagiaan berpangkal pada dirinya.
Berkutat pada masalah dan merasa tidak mampu menggunakan solusi yang dibuatnya. HAKEKAT KONSELING 1. Perubahan bersifat konstan dan pasti terjadi 2. Klien adalah satu-satunya orang yang paling ahli dalam mengatasi situasi sulit yang dialami dirinya sendiri 3. Klien dianggap memiliki seluruh potensi positif di dalam dirinya 4.
Orientasi ke masa depan, sementara masa lalu tidak lagi menjadi aspek yang esensial. Setiap masalah memiliki pengecualian yang dapat diidentifikasi dan ditransformasikan menjadi solusi. Hal-hal yang ingin diubah tergantung dari bagaimana individu tersebut berbicara mengenai situasi yang dihadapinya serta nahasa yang digunakan 7.
Masalah yang dialami oleh individu tidak dipandang sebagai sebuah bukti dari kegagalan mereka untuk mencapai suatu standar norma tertentu, melainkan sebuah siklus kehidupan yang normal. Asumsi yang bernada optimis ini adalah suatu bentuk komitmen dalam membantu meyakinkan individu bahwa mereka mampu membangun solusi guna memperbaiki kehidupan mereka. Asumsi dasar dari SFBT menurut (Bertram, 2007) dan (Nichols 2010) antara lain: 3 prinsip pendekatan SFBT Shazer dan Dollan (2007): 1. Kalau tidak rusak, jangan diperbaiki 2. Kalau berhasil, maka lakukan lebih banyak lagi 3.
Lembar Pengesaan!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!' Ka#a Pengan#ar!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!' ' $a%#ar Is'!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!' ' BAB I PEN$AHULUAN A.
La#ar be&a'a ng!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! $a s ar H (' (m!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! ) ' s '.a n M' s '!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!. $e s 'r ' +s ' K eb (# ( an!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! T (, ( a n!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.
BAB II STRATEGI PELAKSANAAN PELAANAN BIMBINGAN $AN KONSELING A. S # r a # e g ' L a a n a n $ a s a r!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! S# r a # e g ' L a a n an r e s + / n s '%!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! S#r a#e g' Per en anaa n ' n.' 1'.
Contoh Format Evaluasi Pendidikan Di Sma
(a&!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! S#ra# eg' Laanan $('(nga n Ss#em!!!!!!!!!!!!!!!!!!!. B A B I I I R E N C A N A O P E R A S I O N A L A C T I O N P L A N 3!!!!!!!!!!!! B A B I ) E ) A L U A S I $ A N A K U N T A B I L I T A S!!!!!!!!!!!! BAB ) ANALISIS HASIL PROGRAM $AN TIN$AK LANJUT!!!!!!!!!!!
B A B ) I P E R S O N A L B I M B I N G A N $ A N K O N S E L I N G!!!!!!!!!!!!